Masa Pandemi, Dosen Unisnu Wujudkan Metode Belajar

Masa Pandemi, Dosen Unisnu Wujudkan Metode Belajar "Fatayat"

TAHUNAN - Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam, Khoirul Muslimin, dan Guru SDN 3 Sukodono Tahunan Nanik ciptakan inovasi pembelajaran di tengah situasi pandemi Covid-19. Inovasi itu melalui metode Fantasi Animasi, Talkshow, Yearning, dan Telling (Fatayat). Dalam pengembangan inovasi itu dibantu dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara.

Nanik menjelaskan metode pembelajaran Fatayat menjadi salah satu solusi guru memberikan materi ajar kepada peserta didik. Metode ini tetap menggunakan aplikasi daring. Tetapi media pembelajaran yang disampaikan dalam bentuk fantasi animasi, Talkshow, Yearning, dan Telling. “Pembelajaran menggunaka google classroom,” imbuhnya.

Ia menerangkan, metode  pembelajaran Fatayat merupakan akronim dari "Fa" Fantasi animasi, "Ta" Talkshow "Ya" Yearning yang artinya kerinduan, dan "T" Telling yang artinya cerita. Pembelajaran dengan metode Fatayat menggunakan media daring yang mengacu pada model pembelajaran visual, auditori, kinestetik (VAK).

Materi pembelajaran tidak sekadar disampaikan lewat aplikasi daring. Metode Fatayat diterapkan agar peserta didik mudah memahami materi dengan penyampaian yang menarik. Seperti tampilan animasi yang berisi materi pembelajaran. Atau tayangan talkshow dan bercerita atau telling. “Sementara untuk siswa yang terkendala dengan sarana penunjang perangkat lunak, menggunakan metode yearning. Mendatangi peserta didik,” terangnya.

Ka Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) FDK Unisnu Jepara Khoirul Muslimin menambahkan pembelajaran daring model Fatayat bagian dari pendampingan dosen FDK Unisnu Jepara. Dibantu mahasiswa (KPI) untuk menyiapkan konten Fantasi Animasi, Talkshow, dan membuat konten bercerita sesuai dengan materi yang diajarkan oleh guru. Pembelajaran yang berbasis permainan yang dikemas dengan materi pembelajaran memudahkan siswa belajar dengan cara virtual. “Pendampingan ini bagian dari tri dharma perguruan tinggi pada aspek pengabdian masyarakat,” katanya. 

Ia berharap agar pendidik terus menciptakan pembelajaran yang berbasis audio-visual. Sehingga materi bisa ditonton dan diulang-ulang jika siswa tidak memahami meteri. Apabila guru-guru kesulitan membuat konten yang berbasis audio-visual bisa dikerjasamakan dengan dosen yang memiliki kompetensi di bidang itu. Unisnu Jepara banyak dosen yang memiliki kompetensi teknologi yang bisa disinergikan dengan para guru untuk membuat konten pembelajaran daring yang menyenangkan.

Komentar



Berita Sejenis