
Dinamika Sosial, Budaya serta Pendidikan Masyarakat Desa Kawak
JEPARA-Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Unisnu Jepara, Sabtu (3/6) melakukan studi lapangan mata kuliah Sosiologi di Desa Kawak, Kabupaten Jepara.
Khoirul Muslimin, M.I.Kom selaku dosen pengampu mata kuliah Sosiologi, memaparkan bahwa selama kegiatan studi lapangan dibagi tiga kelompok. Kelompok pertama melakukan studi analisis masyarakat Desa Kawak ditinjau dari sisi budaya, kelompok kedua menganalisis kelas sosial masyarakat, sedangkan kelompok ketiga menganalisis kelompok-kelompok sosial. Tujuan dari kegiatan ini, mengimplementasikan teori terkait makul sosiologi untuk memahami budaya, kelas sosial dan kelompok-kelompok sosial yang ada di Desa Kawak.
Perkembangan sosial yang ada di masyarakat sudah termasuk mapan, khususnya dengan seiring perkembangan zaman dan teknologi sekarang ini. Akan tetapi memang ada beberapa wilayah yang sosialisasinya masih individualis. Namun, untuk kelembagaan yang ada di masyarakat Kawak sudah seperti desa lainnya.
Sementara menurut Pak Petinggi Desa Kawak, budaya mengarak hasil bumi sebagai rasa syukur masih dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa hasil bumi menjadi penyangga utama ekonomi masyarakat Desa Kawak, sehingga diharapkan nanti para generasi muda tidak malu untuk menjadi petani.
“Bahkan untuk problema pendidikan di Desa Kawak sudah sangat memadai karena terdapat satu Taman Kanak-kanak, dua Sekolah Dasar, satu Madrasah Ibtidaiyah, satu Madrasah Tsanawiyah serta Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ). Akan tetapi, tidak terdapat Madrasah Aliyah atau Sekolah Menengah Atas (SMA) sehingga untuk menempuh pendidikan lanjut para siswa harus menimba ilmu di desa sekitar” pungkas Pak Edi Purwanto selaku Petinggi Kawak.
Ketua Komting M. Pingki Wibowo, studi lapangan sangat bermanfaat karena dapat mendekatkan mahasiswa untuk mengetahui kondisi sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat.
“Selain itu juga bisa memberikan inspirasi dan motivasi kepada kita sendiri”, tandasnya lagi,” ujar Pingki.
Komentar